logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊSoal Pemicu Bencana, Pemkab...
Iklan

Soal Pemicu Bencana, Pemkab Lebak Menanti Hasil Pemetaan BNPB

Tambang emas ilegal di kawasan DAS Ciberang masih belum dipastikan sebagai penyebab utama bencana banjir dan longsor. Meskipun demikian, warga setempat meyakini aktivitas tambang turut memicu bencana.

Oleh
J GALUH BIMANTARA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/c_ykDYgnbis6a-_GhsipAFtUrAE=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2Fed419bb0-d69a-4990-bb70-52d82310e78c_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Rumah warga Kampung Seupang, Desa Pajagan, Sajira, Kabupaten Lebak, Banten, yang rusak berat akibat banjir bandang, Senin (27/1/2020). Kampung Seupang menjadi salah satu kampung yang luluh lantak terdampak banjir bandang Sungai Ciberang pada awal tahun ini.

LEBAK, KOMPAS β€” Pemerintah Kabupaten Lebak masih menanti hasil pemetaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana serta hasil pemeriksaan polisi soal rincian faktor pemicu banjir bandang dan longsor di enam kecamatan, awal tahun ini. Jika pemicu sudah diketahui secara akurat, pihak-pihak mana yang bertanggung jawab terhadap bencana bisa ditelusuri.

”Yang jelas, pertama, hujan di atas ambang. Kedua, vegetasi kurang sehingga terjadi longsor,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak Dede Jaelani, Selasa (28/1/2020), di Kantor Bupati Lebak, Kecamatan Rangkasbitung. Namun, ia belum bisa memastikan apa dan siapa yang membuat vegetasi di hulu sungai tidak memadai untuk menahan longsor terjadi.

Editor:
nelitriana
Bagikan