logo Kompas.id
›
Metropolitan›Pembayaran Klaim Merepotkan...
Iklan

Pembayaran Klaim Merepotkan Rumah Sakit

Oleh
Helena F Nababan
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ucnNQ8mTnA57Z0dkYgTUWrMmYL0=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F11%2F482499_getattachmenta7542847-1f23-4c4c-b5f9-ae227d34f433473915.jpg
Kompas/Wawan H Prabowo

Jaminan Kesehatan Nasional - Warga menunggu giliran untuk menjalani proses pemberkasan di loket Badan Penyenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di RSUD Pasar Rebo, Jakarta, Sabtu (28/10). Hingga 1 Oktober 2017, jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat ( JKN-KIS) mencapai 182,03 juta penduduk atau sekitar 70 persen lebih dari jumlah total penduduk Indonesia. Kompas/Wawan H Prabowo.

JAKARTA, KOMPAS -  Sebagian warga menganggap layanan pesertaJaminan Kesehatan Nasional (JKN) berbelit. Lamanya antrean dan ketersediaan obat kadang menjadi alasan mereka enggan menggunakan kartu peserta program itu. Salah satunya M Reza (32), karyawan swasta di Tebet, Jakarta Selatan.

"Saya tidak mau repot. Badan juga sudah tidak nyaman," kata Reza, Kamis (8/11/2018). Anggapan layanan (administrasi) bagi pasien peserta JKN itu lama dan belum tentu memberi kepuasan bagi pasien peserta banyak ditemui di hampir semua rumah sakit di Indonesia. Bahwa menjadi pasien peserta JKN seperti tidak mendapatkan penghargaan ataupun perlakuan yang membuat pasien ataupun keluarga pasien terpuaskan.

Editor:
Bagikan