FotografiFoto CeritaBangkit dari Keterpurukan...
KOMPAS/VIDELIS JEMALI

Bangkit dari Keterpurukan Bencana

Seiring waktu, penyintas kembali beraktivitas hampir normal untuk menggerakkan roda ekonomi keluarga.

Oleh
VIDELIS JEMALI
· 1 menit baca

Gempa bermagnitudo 7,4 disertai tsunami dan likuefaksi yang melanda Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Donggala, Sulawesi Tengah, sudah memasuki satu tahun. Seiring waktu, penyintas kembali beraktivitas hampir normal untuk menggerakkan roda ekonomi keluarga.

https://cdn-assetd.kompas.id/TKI9O-jSiZX5GtiHJBBGNj8HHKA=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2Fb4e4ecb5-766f-40dd-a0ee-ea2cf9bc4947_JPG.jpg
KOMPAS/VIDELIS JEMALI

Ampring Mulyono

Sejumlah penyintas membutuhkan kekuatan ekstra untuk kembali beraktivitas. Itu dialami Amping Mulyono (45), Abdullah (30), dan Rahmansyah (25), para petani di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Dari mengolah sawah, mereka beralih mengolah lahan untuk tanaman hortikultura. Irigasi Gumbasa yang menjadi sumber air rusak dan saat ini diperbaiki. Untuk kebutuhan air, mereka menggali sumur dan menyediakan mesin pompa untuk mengalirkan air ke lahan. ”Hidup harus terus dijalani,” kata Ampring, Senin (9/9/2019).

Memuat data...
Memuat data...