FotografiFoto CeritaArsitektur Tri Hita Karana...
KOMPAS/AYU SULISTYOWATI

Arsitektur Tri Hita Karana dalam Gereja Yesus Gembala Yang Baik

Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Ungkapan ini yang menjadi gagasan, mimpi, cita-cita Pater Servatius Subhaga SVD (81) mengolaborasikan kearifan lokal Bali dalam arsitektur gereja.

Oleh
AYU SULISTYOWATI
· 1 menit baca

Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Ungkapan ini yang menjadi gagasan, mimpi, cita-cita Pater Servatius Subhaga SVD (81) mengolaborasikan kearifan lokal Bali dalam arsitektur gereja. Semangatnya pun terwujud pada roh bangunan dua gereja di Kota Denpasar, Bali, yaitu Gereja Katolik Paroki St Yoseph yang dibangun tahun 1935 dan Gereja Yesus Gembala Yang Baik yang dibangun tahun 2003.

https://cdn-assetd.kompas.id/wvjfJS1r_JRUfPRcJAUe95ni2ag=/1024x1663/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2F20190709aysb-gerbang-gereja_1562615181.jpg
KOMPAS/AYU SULISTYOWATI

Arsitektur Bali dalam Gereja Yesus Gembala Yang Baik

Kearifan lokal Tri Hita Karana membalut arsitektur kedua gereja tersebut. Harmoni manusia dengan Tuhan, harmoni manusia dengan sesama, dan harmoni manusia dengan alam lingkungannya. Pater Servatius adalah orang asli Bali pertama yang menjadi imam Katolik sejak tahun 1969 atau 50 tahun lalu. Ia sangat memperhatikan konsep bangunan Bali melalui Parahyangan, Pawongan, serta Palemahan.

Memuat data...
Memuat data...