Iklan
Kaum Pria di NTT Mulai Tertarik Ikut Menenun
Tradisi menenun di Nusa Tenggara Timur belakangan ini mulai diminati kaum pria. Pemasaran untuk kain tenun semakin terbuka dan meluas sehingga permintaan akan wastra pun meningkat. Sejak ratusan tahun, sejak tradisi menenun diwariskan leluhur, kegiatan menenum hanya dikuasai kaum perempuan. Sampai tahun 1980, menenun menjadi salah satu sarat bagi kaum perempuan untuk menikah.
Di Sanggar Tenun โIna Sabuโ, yang terletak di Perumahan Kolhua Kecamatan Maulafa Kota Kupang, Selasa (6/3), Maksi Kale (43), salah seorang penenun pria, duduk di antara tiga perempuan sambil menenun. Kale mengaku, sejak 2015 terlibat dalam menenun karena peremintaan akan tenun (wastra) motif Sabu meningkat.