logo Kompas.id
KolomJangan Berhenti Beradaptasi
Iklan

Jangan Berhenti Beradaptasi

Pandemi sesungguhnya adalah tentang perubahan pada diri kita. Tidak hanya pandemi, tetapi berbagai krisis yang pernah kita rasakan di hidup kita, sebenarnya juga disediakan agar kemampuan adaptasi kita bertambah.

Oleh
Dewa Budjana
· 1 menit baca
<i>Don’t Stop but Adapt. </i>
SUPRIYANTO

Don’t Stop but Adapt.

Era pandemi yang ditandai dengan berkurangnya berbagai kegiatan secara drastis dan diam ”di rumah aja”, berangsur reda. Kekhawatiran terhadap penularan virus Covid-19 seolah mulai pudar dengan munculnya lagi berbagai kegiatan yang dua tahun terakhir ketat dibatasi. Pusat perbelanjaan kembali ramai, mudik Lebaran sudah diperbolehkan, berbagai acara luring yang mengumpulkan massa mulai digelar. Bahkan, mahasiswa juga sudah mulai demo. Kalau kita jeli memperhatikan, beberapa pihak juga sudah mulai berani menempelkan diksi ”pasca-pandemi” dalam artikel di media mainstream.

Tanda-tanda perubahan itu sebenarnya sudah lebih dulu muncul di beberapa negara lain, sebelum kemudian terjadi juga di Indonesia. Bulan November tahun lalu, saya berkesempatan pergi ke dua konser musik yang memang sejak lama saya ingin nikmati. Konser Genesis ”The Last Domino?” di Chicago, AS, yang merupakan tur pertama mereka setelah 14 tahun absen, dan Konser Pat Metheny di New Jersey dalam rangka merilis album terbarunya SIDE-EYE NYC.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan