logo Kompas.id
β€Ί
Kolomβ€ΊTBHQ, Antioksidan yang...
Iklan

TBHQ, Antioksidan yang Kontroversial

Antioksidan ditambahkan pada produksi makanan untuk menjaga kualitas, keamanan, dan meningkatkan umur simpan makanan. Namun, penggunaan bahan tambahan pangan ini diatur agar tetap aman bagi kesehatan.

Oleh
ATIKA WALUJANI MOEDJIONO
Β· 1 menit baca
Seorang pembeli di salah satu swalayan di Makassar mencari minyak goreng sawit, Jumat (25/3/2022). Namun, yang ada di rak barang hanya minyak jagung, minyak kedelai, minyak zaitun, dan minyak goreng diet. Pada minyak dan lemak umumnya ditambahkan antioksidan untuk menjaga mutu dan meningkatkan masa simpan.
KOMPAS/RENY SRI AYU ARMAN

Seorang pembeli di salah satu swalayan di Makassar mencari minyak goreng sawit, Jumat (25/3/2022). Namun, yang ada di rak barang hanya minyak jagung, minyak kedelai, minyak zaitun, dan minyak goreng diet. Pada minyak dan lemak umumnya ditambahkan antioksidan untuk menjaga mutu dan meningkatkan masa simpan.

Bandingkan minyak kelapa yang dibuat secara tradisional dengan minyak kelapa produksi industri. Atau kue kering yang dibuat rumahan dengan kue kering dari industri pangan. Tentu berbeda dari segi masa simpan serta kemampuan mempertahankan rasa, warna, dan bau. Buatan tradisional atau rumahan lebih cepat tengik, berubah rasa, dan warna.

Perbedaan itu disebabkan, antara lan, penambahan antioksidan. Salah satunya tert-butylhydroquinone (TBHQ). Antioksidan sintetis ini berfungsi memperlambat oksidasi. Oksidasi menyebabkan makanan kehilangan kualitas rasa, warna, bahkan menyebabkan makanan menjadi racun. Selain itu, oksidasi menyebabkan vitamin terurai sehingga makanan kehilangan sebagian nilai gizinya. TBHQ membantu menjaga kualitas, keamanan, nilai gizi, dan meningkatkan masa simpan makanan.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan