logo Kompas.id
KesehatanCuci Tangan Pakai Sabun,...
Iklan

Cuci Tangan Pakai Sabun, Perilaku Sederhana Bermanfaat Besar

Pada 2018, populasi yang mempunyai kebiasaan cuci tangan yang benar masih di bawah 50 persen. Pada masa pandemi Covid-19, sudah naik ke sekitar 75 persen populasi.

Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/UB7-a5Cq1kvMKMpKVgw2nxglkpI=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2FJuru-Bicara-Pemerintah-untuk-Covid-19-dan-Duta-Adaptasi-Kebiasaan-Baru-Reisa-Broto-Asmoro-pada-15-Oktober-2021_1634303553.png
TANGKAPAN LAYAR KANAL YOUTUBE SEKRETARIAT PRESIDEN

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro saat menyampaikan keterangan pers di Kantor Kepresidenan Jakarta, Jumat (15/10/2021), yang bertepatan dengan peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia.

JAKARTA, KOMPAS — Cuci tangan memakai sabun terkesan merupakan perilaku sederhana. Namun, kebiasaan baik tersebut sudah menyelamatkan banyak nyawa, membantu mencegah penularan Covid-19 lebih luas, menurunkan kematian karena diare, dan membantu membantu menekan potensi wabah raya yang berpusat dan berawal dari Indonesia.

Praktik cuci tangan meningkat drastis sejak pandemi Covid-19 di Indonesia dimulai Maret 2020 lalu. ”Meskipun tidak 100 persen memutus penularan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, tetapi mampu membatasi penularan pada batas tertentu,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 yang juga Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro saat menyampaikan keterangan pers di Kantor Kepresidenan Jakarta, Jumat (15/10/2021), yang bertepatan dengan peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia.

Editor:
Antonius Ponco Anggoro
Bagikan