logo Kompas.id
β€Ί
Kesehatanβ€ΊKesehatan Jiwa, Dampak Tak...
Iklan

Kesehatan Jiwa, Dampak Tak Kasatmata Virus Korona

Pandemi Covid-19 memicu gangguan kesehatan mental. Di sisi lain, pandemi juga memperburuk kondisi mereka yang sejak awal sudah memiliki gangguan kesehatan mental.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/GcVRmIUejSMyYJk896swr_OF0fw=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2F2ae3d23e-affe-442c-9dd2-c17a78390e80_jpg.jpg
Kompas/AGUS SUSANTO

Aktivitas orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dalam perawatan di panti rehabilitasi disabilitas mental Yayasan Jamrud Biru, Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (14/4/2021). Sebanyak 215 ODGJ dirawat di yayasan tersebut. Berbagai tekanan yang dihadapi manusia di tengah pandemi Covid-19 menyebabkan kerentanan pada kesehatan jiwa. Sayangnya, hingga kini risiko kesehatan jiwa belum menjadi prioritas dalam upaya penanggulangan Covid-19 di masyarakat. Pandemi Covid-19 tidak hanya menyebarkan virus korona, tetapi juga kecemasan dan berbagai masalah kesehatan jiwa di masyarakat. Laporan WHO menyebut banyak orang stres karena dampak kesehatan akibat korona dan konsekuensi dari karantina.

Beban kerja Shinta (25) sebagai tenaga administrasi toko kelontong bertambah dua kali lipat selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat. Kondisi itu memaksa toko fisik tutup sementara dan semua transaksi dialihkan ke toko daring. Shinta kelimpungan, terlebih saat itu masa Lebaran. Artinya, transaksi di toko sedang tinggi-tingginya.

Warga Sumedang, Jawa Barat, itu semestinya bekerja dari pukul 09.00 hingga 17.00. Namun, ia selalu lembur. Pekerjaan terpaksa dibawa pulang ke indekos, lalu dikerjakan hingga malam.

Editor:
Adhitya Ramadhan
Bagikan