logo Kompas.id
β€Ί
Kesehatanβ€ΊStigma Masih Membayangi...
Iklan

Stigma Masih Membayangi Penderita Vitiligo

Pada dasarnya vitiligo bukan penyakit berbahaya yang mengancam jiwa. Namun, kemunculan vitiligo secara umum mengindikasikan ada penyakit lain dalam tubuh penderita.

Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/VaBo4qPg7vkSUuyiC6Ex7lIpq6Y=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F47239030-5c37-4b74-b8fa-43a9a8b8d0d9_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Tampak tangan seorang anggota ofisial diukur kadar oksigennya di Rumah Sakit Olahraga Nasional, Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (12/3/2021).

JAKARTA, KOMPAS β€” Stigma terhadap penyakit vitiligo yang menyebabkan bercak putih pada kulit masih melekat di antara masyarakat. Alhasil, tantangan itu berdampak buruk pada kualitas kehidupan penderita vitiligo. Penderita membutuhkan dukungan sosial yang lebih baik agar bisa tetap produktif dan sembuh.

Penyakit vitiligo diyakini terjadi karena kerentanan genetik sehingga memicu penyakit autoimun yang menghancurkan sel pigmen kulit (depigmentasi). Diperkirakan, prevalensi vitiligo sebesar 0,5-2 persen dari populasi di seluruh dunia (Bergqvist dan Ezzedine, 2020).

Editor:
budisuwarna
Bagikan