Kesehatan Mental
Adaptif, Kunci Bertahan di Tengah Pandemi
Pandemi menimbulkan lara kepada semua orang, tanpa kecuali. Namun, di tengah situasi yang tak pasti itu, banyak orang mampu bertahan, bahkan berkembang.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2Fc61a9405-e3bf-4595-a70e-fc6b347380c0_jpg.jpg)
Aktivitas seorang seniman muda grafiti menyelesaikan gambar dengan tema ”Grayscale Frenzy!” di tembok Lapangan Karya Bakti, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (28/3/2021). Tetap beraktivitas dan berpikiran positif menjadi salah satu upaya kaum muda untuk bisa melewati masa krisis akibat pandemi Covid-19.
JAKARTA, KOMPAS — Ketidakpastian yang lahir dari pandemi Covid-19 menimbulkan tekanan mental berat bagi semua orang. Di tengah keterbatasan itu, sebagian orang justru mampu melihat adanya peluang dan mengoptimalkannya. Sikap adaptif, fleksibel, dan berpikir positif jadi pemandu agar mampu melalui krisis dengan baik.
Di awal pandemi, usaha pertanian hidroponik dan organik yang ditekuni Difva Asthabrata R (38) melalui Jhivaka Hidden Garden Bintaro di Tangerang Selatan terguncang. Tutupnya restoran dan hotel membuat perusahaan penyalur sayuran tiarap dan ia tak bisa lagi memasok sayuran. Ia pun banting stir, menjual sayuran langsung kepada tetangga sekitar rumah.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 0 dengan judul "Adaptif, Kunci Bertahan di Tengah Pandemi".
Baca Epaper Kompas