logo Kompas.id
β€Ί
Kesehatanβ€ΊStigmatisasi Membebani...
Iklan

Stigmatisasi Membebani Pemulihan pada Orang dengan Bipolar

Stigmatisasi kepada orang dengan gangguan bipolar menjadi masalah yang terus berlangsung dan belum tuntas. Sudah saatnya memperluas pemahaman publik bahwa gangguan bipolar bukan berarti orang tidak dapat produktif.

Oleh
ADITYA DIVERANTA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/1ven9OemyiFpWoe869l3RTWutVw=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2Fkompas_tark_27980991_33_1.jpeg
Kompas

Ilustrasi terkait bipolar. Pengunjung menyaksikan karya pengidap gangguan bipolar Hana Madness yang dipamerkan bersama karya Pakwi, dan Anfield Wibowo dalam Art Festival di Ciputra World 1, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (22/10/2016). Art Brut merupakan karya yang lahir dari tangan orang dengan gangguan mental dan menjadi terapi bagi mereka.

Stigmatisasi dari publik menjadi penghambat bagi orang dengan bipolar mengatasi gangguan pada kesehatan mentalnya. Pada Hari Bipolar Sedunia yang diperingati setiap 30 Maret, publik perlu kembali diingatkan pentingnya memahami gangguan pada kesehatan mental ini.

Sejumlah orang dengan gangguan bipolar ini mengalami pahitnya terkena stigma dari publik saat berusaha memulihkan diri.

Editor:
Madina Nusrat
Bagikan