logo Kompas.id
KesehatanBerisiko Fatal, Sunat Laser...
Iklan

Berisiko Fatal, Sunat Laser Tidak Dianjurkan

Sebagian masyarakat biasanya memilih sunat laser karena dinilai lebih cepat dengan risiko pendarahan yang minim. Namun, bahaya yang diakibatkan bisa sangat serius dan tidak bisa diperbaiki.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/0fIKq8eH3xlXxYWECSAILPi_WJM=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F05%2F20180501jum-tmkk-nasional-2018-7.jpg
KOMPAS/JUMARTO YULIANUS

Kegiatan sunat massal pada pencanangan Bakti Sosial TNI Manunggal Keluarga Berencana Kesehatan Tingkat Nasional 2018 di Lapangan Pahlawan, Kota Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, Selasa (1/5/2018). Melalui kegiatan tersebut, TNI ingin turut menyukseskan program kependudukan dan keluarga berencana dalam upaya mengantisipasi bonus demografi pada 2035.

Pemilihan metode untuk sunat perlu dipertimbangkan dengan baik. Pasalnya, metode laser yang cukup banyak dilakukan kini tidak lagi dianjurkan karena bisa berisiko menyebabkan cedera pada penis.

Dokter Spesialis Urologi Rumah Sakit Siloam Arry Rodjani dalam siaran pers terkait acara bertajuk ”Pentingnya Edukasi dan Sosialisasi Bahaya Sunat Laser kepada Masyarakat” di Jakarta, Rabu (3/3/2021), mengatakan, sunat laser menggunakan energi panas dengan alat elektrokauter untuk memotong jaringan pada penis. Arus listrik yang dihasilkan dari proses kauter (sunat laser) ini langsung menuju penis.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan