logo Kompas.id
β€Ί
Kesehatanβ€ΊPengawasan dan Edukasi Dinilai...
Iklan

Pengawasan dan Edukasi Dinilai Minim, Kental Manis Masih Dianggap Susu

Hasil penelitian Yaici, PP Aisyah, dan PP Muslimat NU, 1 dari 7 anak di Indonesia mengonsumsi produk kental manis setidaknya sekali dalam sehari. Ada juga 28,96 persen responden ibu menyatakan kental manis sebagai susu.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/04TdpimPEjT4ugoFVWifAFnJLHU=/1024x652/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F01%2Fkompas_tark_11517430_83_0-1.jpeg
Kompas

Aktivitas di area pengemasan produk kental manis dan susu cair di pabrik susu PT Frisian Flag Indonesia di Ciracas, Jakarta, Selasa (20/1/2018).

JAKARTA, KOMPAS β€” Pemahaman masyarakat akan peruntukan kental manis sebagai bahan makanan masih kurang. Tidak sedikit orangtua yang masih memberikan produk kental manis pada anaknya sebagai pengganti susu pertumbuhan. Padahal, konsumsi kental manis yang berlebihan dapat menyebabkan malanutrisi dan gangguan kesehatan jangka panjang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (Yaici) bersama dengan PP Aisyiyah dan PP Muslimat NU, satu dari tujuh anak di Indonesia mengonsumsi produk kental manis setidaknya sekali dalam sehari. Selain itu, 28,96 persen dari ibu yang menjadi responden mengatakan kental manis adalah susu pertumbuhan.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan