logo Kompas.id
β€Ί
Kesehatanβ€ΊPengaruh Industri Rokok Masih ...
Iklan

Pengaruh Industri Rokok Masih Tinggi

Pengendalian produk tembakau di Indonesia masih lemah. Intervensi industri masih terjadi sehingga menimbulkan konflik kepentingan. Ini bisa menghambat upaya perlindungan kesehatan masyarakat.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/xJpnrKf8TUhGjSSthmbK27b4auo=/1024x653/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F20060203aic0_1581397546.jpg
KOMPAS/ALIF ICHWAN

Ilustrasi. Seorang lelaki sedang merokok di hadapan orang lain. Upaya pengendalian produk tembakau di Indonesi masih lemah, terutama untuk menekan campur tangan industri rokok dalam kebijakan publik.

JAKARTA, KOMPAS β€” Komitmen pemerintah Indonesia dalam mengendalikan produk tembakau amat lemah. Ini terutama pada upaya menekan pengaruh industri rokok dalam pengambilan kebijakan terkait isu kesehatan. Akibatnya, upaya perlindungan kesehatan masyarakat melalui pengendalian produk tembakau pun menjadi tidak optimal karena kebijakan yang dihasilkan cenderung berpihak pada industri.

Berdasarkan hasil survei yang dirilis oleh Aliansi Pengendalian Tembakau Asia Tenggara (SEATCA) mengenai indeks campur tangan industri rokok pada 2020 di beberapa negara di seluruh dunia, Indonesia menempati peringkat ke-33 atau peringkat terakhir kedua sebelum Jepang. Semakin tinggi peringkat yang didapat menunjukkan semakin tinggi tingkat campur tangan industri rokok di negara tersebut.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan