logo Kompas.id
β€Ί
Kesehatanβ€ΊMereka yang Ingin Menjadi...
Iklan

Mereka yang Ingin Menjadi Dokter di Tempat Terpencil

Semangat Gusti dan Jihan untuk mengabdi di wilayah yang kekurangan tenaga kesehatan patut diapresiasi. Jika semua dokter muda atau calon dokter bersikap serupa, akses warga terhadap kesehatan akan semakin merata.

Oleh
INSAN ALFAJRI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/9jZi36rbUsJDk9LAZZgW-eILeNM=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2Fabaa88e6-75d9-4f7a-803a-ee283c62f4c9_jpg.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Dokter memeriksa kondisi kesehatan santri yang mengikuti kegiatan pengobatan gratis di Rumah Sakit Syubbanul Wathon, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (22/10/2020). Selain untuk memperingati Hari Santri, kegiatan tersebut juga menjadi sarana edukasi pola hidup sehat bagi para santri. Kegiatan itu diikuti perwakilan santri dari sekitar empat pondok pesantren di Kabupaten Magelang.

Keinginan untuk menjadi dokter tak muncul tiba-tiba. Itu merupakan akumulasi pengalaman sejak kecil. Hasrat untuk membantu sesama menjadi titik pijaknya.

I Gusti Agung Ngurah (22), mahasiswa kedokteran Universitas Malahayati, Bandar Lampung, memendam keinginan untuk menjadi dokter sejak kecil. Ibunya seorang bidan di Bengkulu. Setiap hari, ia melihat orang ramai berobat ke rumahnya.

Editor:
khaerudin
Bagikan