logo Kompas.id
β€Ί
Kesehatanβ€ΊGangguan Makan Bisa Semakin...
Iklan

Gangguan Makan Bisa Semakin Buruk Saat Pandemi

Studi dari University of Florence, Italia, menyatakan bahwa karantina wilayah berdampak ke kondisi penderita gangguan makan yang memburuk. Mereka didorong untuk menemui ahli.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/3UZCXphL9ApZnDogYrbm-yMNyFA=/1024x726/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2Fd062eb41-7c34-4727-89a1-a59b1b11e179_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Pemberitahuan di salah satu restoran di pusat perbelanjaan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/9/2020).

JAKARTA, KOMPAS β€” Pandemi berdampak pada munculnya gangguan psikologis bagi sebagian orang, termasuk pada penderita gangguan makan atau eating disorder. Penderita diminta untuk segera mengubungi pakar kesehatan jika gangguan makan semakin parah.

Hal itu disarikan dari studi jangka panjang oleh para peneliti di University of Florence, Italia. Studi dilakukan terhadap dua kelompok. Pertama, kelompok penderita anoreksia atau bulimia sebanyak 79 perempuan. Kedua, kelompok orang sehat dalam pengawasan sebanyak 97 perempuan. Mereka berusia 18-60 tahun.

Editor:
agnesrita
Bagikan