logo Kompas.id
KesehatanTengkes Ancam Kualitas Manusia...
Iklan

Tengkes Ancam Kualitas Manusia hingga Tiga Generasi

”Stunting” merupakan ancaman serius terhadap daya saing bangsa Indonesia. Selain berkemampuan kognitif rendah, anak berisiko tinggi menderita penyakit jantung koroner, hipertensi, stroke, dan diabetes saat dewasa.

Oleh
ATIKA WALUJANI MOEDJIONO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/VKLO4DABWpD3Qv1r8IgtUMh3Yug=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2F96f0a844-067a-4c97-96e5-96396648eb50_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Ibu-ibu dengan anak balita mereka mengantre untuk menndapatkan layanan pemeriksaan dari petugas kesehatan di Posyandu Bougenvile, Larangan Selatan, Kota Tangerang, Banten, Sabtu (11/1/2020). Pemeriksaan kesehatan, tumbuh kembang anak balita, serta pemberian imunisasi dilakukan secara berkala sebulan sekali. Posyandu tersebut memantau tumbuh kembang sekitar 200 bayi dan anak balita di kawasan tersebut. Posyandu merupakan garda terdepan pelayanan kesehatan bayi dan anak balita di Indonesia, termasuk penanggulangan tengkes (stunting).

JAKARTA, KOMPAS — Anak tengkes atau stunting akan berkemampuan kognitif rendah dan berisiko tinggi mengalami penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, stroke, dan diabetes saat dewasa. Survei Status Gizi Balita Indonesia 2019, saat ini prevalensi stunting anak Indonesia masih 27,67 persen. Kondisi itu merupakan ancaman serius terhadap daya saing bangsa Indonesia karena stunting bertahan hingga tiga generasi dari anak bersangkutan.

Hal itu mengemuka dalam peluncuran dan bedah buku Pencegahan Stunting, Pentingnya Peran 1.000 Hari Pertama Kehidupan yang ditulis Endang L Achadi, Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKMUI) dan Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia, bersama sejumlah peneliti dan dokter berbagai bidang. Hal itu berlangsung lewat seminar daring, Senin (27/7/2020).

Editor:
evyrachmawati
Bagikan