Pemulung Lebih Takut Kelaparan Ketimbang Virus Korona
Dulu, para pemulung leluasa blusukan ke kampung-kampung untuk memburu barang bekas. Kini, saat pandemi Covid-19, mereka sulit bergerak, sampah sedikit, harga jual hasil pulungan turun. Mereka bertahan dengan segala cara.
Wabah Covid-19 telah memberikan dampak yang signifikan bagi semua elemen masyarakat, termasuk para pemulung yang menjadi salah satu kelompok masyarakat paling rentan terpapar virus. Perilaku higienisitas yang tidak bisa mereka terapkan karena harus bersentuhan dengan sampah atau barang bekas rumah tangga, lalu penghasilan juga turun drastis karena ketiadaan pihak yang membeli barang hasil βburuanβ mereka.
Waktu menunjukkan sekitar pukul 13.30, Sabtu (9/5/2020), Asep (45) berjalan lesu sembari memanggul karung setinggi 1,5 meter yang baru terisi kurang dari setengah kapasitas karung itu. Di dalam karung itu hanya terisi belasan botol plastik dan dua kardus bekas. Akibat sedikitnya barang yang bisa ia dapatkan, siang itu, Asep yang biasa berkeliling dengan berjalan kaki di sekitar wilayah Cinere, Depok, Jawa Barat, memilih untuk pulang lebih cepat daripada biasanya.