logo Kompas.id
β€Ί
Kesehatanβ€ΊDitolak karena Korona
Iklan

Ditolak karena Korona

Kekacauan dalam penanganan Covid-19 di Indonesia membawa derita fisik dan mental bagi sebagian masyarakat. Bahkan, sebelum ada kepastian hasil tes, mereka kerap ditolak rumah sakit dan distigma warga sekitar.

Oleh
Ahmad Arif
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/EBOYYUI7e-IubiFk9k27HnoS-Ac=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2Fc2f570a0-dd2e-46c3-89e5-35cd187e7810_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Spanduk imbauan dari satuan polisi pamong praja bagi pelajar untuk belajar dan tidak bermain di luar rumah selama masa libur terpampang di balai pertemuan di kawasan Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (20/3/2020).

Wabah Covid-19 tak hanya membawa ancaman maut, tetapi juga tekanan mental. Saat sakit dan hendak memeriksakan diri, sejumlah orang ditolak rumah sakit. Pada saat yang sama, mereka juga terancam dikucilkan dari lingkungan sosial, bahkan diteror agar meninggalkan tempat tinggalnya.

Penderitaan fisik dan mental itu dialami Meika Arista (25), karyawan swasta. Rasa sakit awalnya terasa saat dalam perjalanan dari Nusa Tenggara Timur ke Surabaya pada 9 Maret 2020. Dia mulai merasakan gejala sakit. Badan ngilu dan demam. Sakitnya menghebat sehari kemudian saat hendak menuju bandara di Surabaya untuk terbang ke Jakarta.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan