logo Kompas.id
KesehatanAvigan Berpeluang Menjadi Obat...
Iklan

Avigan Berpeluang Menjadi Obat Covid-19 yang Juga Dipakai Menangkal Ebola

Ada secercah harapan pada obat flu buatan Jepang untuk menangkal sebaran virus korona jenis baru. Meski baru dicoba pada kalangan terbatas, obat ini dinilai efektif.

Oleh
Satrio Wisanggeni
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Q7rcFbvcOO7bSCRJ2ukUvDnTfA8=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2Fc95f9945-b8a8-4d15-9c04-c3712c1ce0eb_jpg.jpg
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Peneliti melakukan penelitian di laboratorium Pusat Riset Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) di Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences, kawasan industri Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (11/3/2020). Pemerintah China menyebut pasien positif korona yang diberi Avigan atau Favipiravir disebut menjadi negatif setelah sekitar empat hari.

Sejak muncul pada November 2019, ilmuwan berlomba-lomba menemukan obat penangkal virus korona jenis baru (SARS-CoV-2). Warga dunia dilanda kecemasan lantaran virus penyebab pandemi Covid-19 ini mematikan. Sebelum obat penangkal itu benar-benar ditemukan, obat flu buatan Jepang dianggap manjur oleh Pemerintah China.

Hanya berselang tiga hari setelah China merekomendasikan obat flu bernama Avigan itu, Pemerintah Indonesia langsung bergerak. Pemerintah Indonesia telah memesan dua juta butir obat flu buatan Jepang, Avigan, dan lima juta butir obat malaria chloroquine untuk menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia. ”Obat ini sudah dicoba oleh satu, dua, tiga negara dan beri kesembuhan,” kata Presiden Joko Widodo,  Jumat, (20/3/2020) di Istana Merdeka, Jakarta.

Editor:
Andy Riza Hidayat
Bagikan