logo Kompas.id
โ€บ
Kesehatanโ€บPembedahan Bukan Pilihan...
Iklan

Pembedahan Bukan Pilihan Terakhir bagi Penderita Epilepsi

Oleh
DEONISIA ARLINTA
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/iTDDUO5HOvWnj2SMvO5t2Cd2_-Q=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F09%2F20180903_112836.jpg
KOMPAS/DEONISIA ARLINTA

Guru Besar Bidang Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang Zainal Muttaqin memaparkan terkait terapi bedah epilepsi dalam acara Simposium Epilepsi 101: Diagnosis dan Tatalaksana Epilepsi di Fakultas Kedokteran Universtas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Senin (3/9/2018).

TANGERANG SELATAN, KOMPASโ€” Bedah epilepsi belum jadi pengobatan umum di Indonesia. Selain minimnya layanan bedah, sebagian masyarakat menganggap bedah jadi pilihan terakhir dalam terapi. Padahal, semakin dini pembedahan, hasilnya kian baik untuk menurunkan angka kejadian kejang pada penyandang epilepsi.

Guru Besar Bidang Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, Zainal Muttaqin menyampaikan, tak semua kejang pada orang dengan epilepsi bisa diatasi dengan obat. Ada sekitar 30 persen penyandang epilepsi tetap kejang meski mengonsumsi obat secara teratur.

Editor:
Bagikan