logo Kompas.id
β€Ί
Investigasiβ€ΊYang Merana dan Perkasa dari...
Iklan

Yang Merana dan Perkasa dari Algoritma

Banyak pihak menduga intervensi pemilik "platform." Perusahaan teknologi mesti transparan terkait sistem algoritmanya.

Oleh
STEFANUS ATO, MEDIANA, FAJAR RAMADHAN, JOHANES GALUH BIMANTARA, HARRY SUSILO
Β· 1 menit baca
Pegawai siaran langsung pada Aimilo Shop tengah "live" di studio kantornya di Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (10/10/2023). Ia antara lain mempromosikan tempat makan dan minum.
JOHANES GALUH BIMANTARA

Pegawai siaran langsung pada Aimilo Shop tengah "live" di studio kantornya di Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (10/10/2023). Ia antara lain mempromosikan tempat makan dan minum.

Algoritma bak dewi keberuntungan di platform e-dagang. Sukses dan gagalnya bisnis pelaku usaha di platform bergantung pada kehendak kecerdasan buatan yang berkelindan dengan perilaku pasar. Hanya saja, beragam upaya penjual di social commerce kerap tak sebanding karena algoritma yang dimiliki platform belum tentu bekerja secara organik.

Ricky Ishak, pemilik toko daring Rumjo produk telur asin di TikTok Shop, tak habis pikir dengan cara algoritma di social commerce ini bekerja. Agustus 2023, dia mengalami penurunan pemirsa cukup drastis pada tayangan langsungnya. Jumlah pemirsa Rumjo kala itu hanya ratusan orang. Padahal, 3-4 bulan sebelumnya jumlah pemirsanya menyentuh angka ribuan.

Editor:
ANDY RIZA HIDAYAT
Bagikan