logo Kompas.id
β€Ί
Investigasiβ€ΊObral Nilai Satuan Kredit...
Iklan

Obral Nilai Satuan Kredit Profesi lewat Seminar Kedokteran

Seminar kedokteran yang mestinya digelar untuk menambah kompetensi dokter banyak yang tak berjalan semestinya. Panitia mengobral sertifikat yang bernilai satuan kredit profesi atau SKP.

Oleh
Tim Kompas
Β· 1 menit baca
Pertengahan Juni 2023, Tim Investigasi harian <i>Kompas </i>bekerja sama dengan seorang dokter untuk mengikuti sebuah seminar kedokteran di Jakarta Utara. Seminar ini diselenggarakan dua hari dengan biaya Rp 2,5 juta. Menurut dokter tersebut, seminar ini terbilang longgar. Peserta tidak diminta mengisi pre-test dan post-test. IDI mewajibkan panitia melakukan pre-test dan post-test untuk seminar yang lebih dari dua hari.
DOKUMENTASI DOKTER

Pertengahan Juni 2023, Tim Investigasi harian Kompas bekerja sama dengan seorang dokter untuk mengikuti sebuah seminar kedokteran di Jakarta Utara. Seminar ini diselenggarakan dua hari dengan biaya Rp 2,5 juta. Menurut dokter tersebut, seminar ini terbilang longgar. Peserta tidak diminta mengisi pre-test dan post-test. IDI mewajibkan panitia melakukan pre-test dan post-test untuk seminar yang lebih dari dua hari.

JAKARTA, KOMPAS - Kegiatan pembelajaran yang mestinya untuk menambah kompetensi dokter di Indonesia, banyak yang justru menjadi ajang mencari poin satuan kredit profesi (SKP). Peserta lebih mengincar poin SKP ketimbang mengikuti rangkaian acara dengan tuntas. Panitia pun abai, mengobral sertifikat seminar kedokteran bagi mereka yang membutuhkan.

Pemenuhan poin SKP adalah syarat untuk memperoleh sertifikat kompetensi dokter. Adapun sertifikat kompetensi dibutuhkan dokter untuk memperpanjang surat tanpa registrasi (STR). STR inilah yang dipakai untuk mengajukan surat izin praktik (SIP). Tanpa itu, dokter tidak bisa menjalankan profesinya secara legal.

Editor:
KHAERUDIN
Bagikan