logo Kompas.id
β€Ί
Investigasiβ€ΊKembali ke Laku "Patanjala"
Iklan

Kembali ke Laku "Patanjala"

Sebelum lahir konsep mengenai batas-batas kawasan hutan konservasi, kita telah mengenal sistem serupa yang berbasis kearifan lokal. Patanjala, salah satunya.

Oleh
ADITYA DIVERANTA, FAJAR RAMADHAN, JOHANES GALUH BIMANTARA, HARRY SUSILO, PANDU WIYOGA
Β· 1 menit baca
Pegiat Patanjala memainkan iringan Kidung Pangauban dengan alat musik Karinding di Desa Laksana, Ibun, Kabupaten Bandung, 7 Februari 2015. Kidung Pangauban itu adalah musik pengiring selama proses penanaman tanaman endemik yang menjadi batas area hutan larangan, tutupan, dan baladahan menurut kearifan lokal Patanjala.
PATANJALA PANGAUBAN CIKARO UNTUK KOMPAS

Pegiat Patanjala memainkan iringan Kidung Pangauban dengan alat musik Karinding di Desa Laksana, Ibun, Kabupaten Bandung, 7 Februari 2015. Kidung Pangauban itu adalah musik pengiring selama proses penanaman tanaman endemik yang menjadi batas area hutan larangan, tutupan, dan baladahan menurut kearifan lokal Patanjala.

Sebelum lahir konsep mengenai batas-batas kawasan hutan konservasi, kita telah mengenal sistem serupa yang berbasis kearifan lokal. Patanjala, salah satunya.

Patanjala mengajarkan manusia agar menjaga kawasan aliran sungai. Hal itu pun terus dilestarikan sekelompok orang hingga kini demi kelangsungan hidup.

Editor:
KHAERUDIN
Bagikan