logo Kompas.id
β€Ί
Investigasiβ€ΊMudahnya Mencuri Kayu di Hutan...
Iklan

Mudahnya Mencuri Kayu di Hutan Konservasi

Area hutan di sejumlah kawasan konservasi di Indonesia terus menyusut akibat pembalakan liar dan pembukaan lahan. Kerusakan daerah tangkapan air tersebut berujung bencana ekologi.

Oleh
PANDU WIYOGA, FABIO MARIA LOPES COSTA, INSAN ALFAJRI, ICHWAN SUSANTO, JOHANES GALUH BIMANTARA, ADITYA DIVERANTA, FAJAR RAMADHAN, HARRY SUSILO
Β· 1 menit baca
Masyarakat Mitra Polisi Hutan Yaparudin Mitro Jaya menunjukkan jejak para pembalak di dalam hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dekat Nagari Gambir Sungai Sako Tapan, Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Minggu (8/5/2022).
KOMPAS/PANDU WIYOGA

Masyarakat Mitra Polisi Hutan Yaparudin Mitro Jaya menunjukkan jejak para pembalak di dalam hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dekat Nagari Gambir Sungai Sako Tapan, Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Minggu (8/5/2022).

JAKARTA, KOMPAS-Pembalakan liar dan perambahan hutan konservasi di sejumlah wilayah Indonesia terus dibiarkan. Investigasi harian Kompas di Taman Nasional Kerinci Seblat Provinsi Sumatera Barat dan Jambi, Cagar Alam Cycloop Papua, serta Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Kawah Kamojang Jawa Barat mengungkap penyusutan kawasan hutan konservasi akibat perambahan dan pembalakan liar.

Penelusuran di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Mei 2022 lalu, mendapati sejumlah lokasi pembalakan liar dan pembukaan hutan di areal taman nasional. Di salah satu bukit di Nagari Gambir Sungai Sako Tapan, Kabupaten Pesisir Selatan, mudah ditemukan pohon Kamper atau Borneo berdiameter 1,5 meter dan tinggi tegakan 20 meter yang ditebang dan ditinggalkan.

Editor:
KHAERUDIN
Bagikan