Kilasan Kawat Sedunia
Setiap Hari Selama 30 Tahun Makan Mi Instan
Cinta mati pada mi instan membuat Sokusekisai Oyama makan mi instan setiap hari dan menjadi kritikus mi instan.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F22%2F2ecbfa2c-2943-46a6-ab6b-1637d02bb1c5_jpg.jpg)
Ramen untuk pelanggan di Pasar Cihapit, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (22/7/2023). Kedai-kedai makanan yang dikelola oleh anak muda mulai menjamur di Pasar Cihapit.
TOKYO, SENIN — Siapa yang tidak kenal dengan makanan cepat saji mi instan? Dari anak-anak hingga orang tua menyukainya. Makanan satu ini juga mudah ditemukan di mana saja dengan harga bervariasi dengan cita rasa yang melimpah.
Di Jepang, mi instan dalam kemasan cup atau cup noodles sangat populer dan menjadi bagian dari budaya modern negeri matahari terbit itu dengan tetap menjaga kenikmatannya. Namun, bagi Sokusekisai Oyama, mi instan dalam kemasan cup bukan lagi makanan cepat saji yang hanya ia nikmati begitu saja. Mi instan adalah hidupnya hingga ia dikenal sebagai Raja Ramen Instan.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 4 dengan judul "Tokyo".
Baca Epaper Kompas