logo Kompas.id
InternasionalKetika Penguasa Tak Lagi...
Iklan

Ketika Penguasa Tak Lagi Mendengar, Gerakan Pembangkangan Sipil Berkobar

Gerakan pembangkangan rakyat di banyak negara terjadi ketika sistem hukum dan kenegaraan sudah tidak berfungsi lagi.

Oleh
MAHDI MUHAMMAD
· 1 menit baca
Para demonstran memberikan salam tiga jari sebagai isyarat perlawanan dan membawa spanduk bertuliskan gerakan pembangkangan sipil dalam unjuk rasa menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, 10 Februari 2021.
AP PHOTO

Para demonstran memberikan salam tiga jari sebagai isyarat perlawanan dan membawa spanduk bertuliskan gerakan pembangkangan sipil dalam unjuk rasa menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, 10 Februari 2021.

Gerakan pembangkangan warga sipil terhadap pemerintah dan parlemen terkait kebijakan-kebijakan mereka yang tidak berpihak kepada rakyat sudah muncul, lebih dari seabad silam. Banyak kalangan menyebut gerakan pembangkangan sipil mulai dikenal ketika Henry David Thoreau, penulis esai, penyair, dan filsuf Amerika Serikat, pada 1840-an mengutarakan gagasannya menolak membayar pajak dalam sebuah forum, sebagai bagian dari ”Pergerakan Lyceum”.

Pergerakan Lyceum digambarkan sebagai forum publik untuk mempromosikan dialog, dialektika, dan pendidikan untuk mendorong intelektual dan etika masyarakat abad ke-19.

Editor:
MUHAMMAD SAMSUL HADI
Bagikan