logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊMultikulturalisme, Obat...
Iklan

Multikulturalisme, Obat Rasisme di Inggris

Sadiq Khan heran, prasangka rasial dan stigma negatif pada kelompok liyan menghinggapi sejumlah elite politik Inggris.

Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
Β· 0 menit baca
Seorang pengunjuk rasa ditangkap aparat kepolisian karena ia membawa palu dalam unjuk rasa antiimigrasi oleh kelompok sayap kanan di Newcastle, Inggris, Sabtu (10/8/2024).
AP PHOTO/SCOTT HEPPELL

Seorang pengunjuk rasa ditangkap aparat kepolisian karena ia membawa palu dalam unjuk rasa antiimigrasi oleh kelompok sayap kanan di Newcastle, Inggris, Sabtu (10/8/2024).

Di tengah perhatian pada gempuran membabi buta Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza dan masih panasnya bara perang Ukraina-Rusia, dua pekan terakhir dunia dikejutkan oleh kerusuhan di Inggris. Selama hampir dua pekan itu, sejumlah kota di Inggris Raya dilanda amuk massa, dipicu disinformasi dan misinformasi kasus pembunuhan tiga anak perempuan usia 6-9 tahun di Southport, 308 kilometer barat laut London, 29 Juli 2024.

Sadiq Khan, politisi Muslim yang kerap dijadikan representasi keberagaman di ibu kota Inggris setelah terpilih jadi Wali Kota London periode ketiga pada Mei 2024, tidak bisa menutupi kegundahannya. Sebagai politisi yang sudah kenyang dengan serangan ujaran kebencian, termasuk ancaman pembunuhan, secara daring, peristiwa di negaranya hari-hari ini benar-benar mengguncang.

Editor:
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
Bagikan