Anugerah Cendekiawan Berdedikasi 2024
Cendekiawan Berdedikasi: Tanpa Transformasi, Siapa Pun Akan Terlambat dan Selesai
Di tengah era digitalisasi, transformasi dari ruang fisik ke ruang siber menjadi sebuah keharusan.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F06%2F28%2F7deeb716-d720-46b5-91b7-ed21453764eb_jpg.jpg)
Pemimpin Umum Kompas Lilik Oetama (kanan) menyerahkan penghargaan Cendekiawan Berdedikasi 2024 kepada profesor riset pada Pusat Riset Politik BRIN, Dewi Fortuna Anwar (tengah), dan Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember Mohammad Nuh (kiri) di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta, Jumat (28/6/2024).
JAKARTA, KOMPAS – Di tengah era digitalisasi, transformasi dari ruang fisik ke ruang siber menjadi sebuah keharusan. Jika upaya ini tidak dilakukan, maka akan terjadi keterputusan antara perilaku di ruang fisik dan ruang siber. Tanpa melakukan transformasi, maka siapa pun yang tidak mau berubah akan terlambat dan selesai.
Demikian salah satu pesan yang disampaikan Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Mohammad Nuh saat menerima anugerah Cendekiawan Berdedikasi 2024 dari harian Kompas, Jumat (28/6/2024), di Gedung Kompas Gramedia, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta. Harian Kompas menganugerahkan penghargaan Cendekiawan Berdedikasi Tahun 2024 kepada Mohammad Nuh dan juga peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Dewi Fortuna Anwar. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Pemimpin Umum Kompas Lilik Oetama, dihadiri segenap pimpinan dan awak redaksi harian Kompas.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 1 dengan judul "Tanpa Transformasi, Terlambat, dan Selesai".
Baca Epaper Kompas