KEBEBASAN PERS
Ancaman terhadap Perempuan Wartawan Meningkat
Kekerasan fisik terhadap wartawan umumnya bermula dari perundungan siber. Mereka menerima ancaman daring.
![Dalam foto tak bertanggal yang disediakan jaringan media Al Jazeera ini, Shireen Abu Akleh, jurnalis untuk jaringan Al Jazeera, berdiri di samping kamera TV di area tempat kuil Dome of the Rock di Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Jerusalem.](https://assetd.kompas.id/JiHzou3WFfpyps-LpVB7Bqi5MM4=/1024x682/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F05%2F11%2F6553c9d5-a57e-4941-999d-7894e622ed53_jpg.jpg)
Dalam foto tak bertanggal yang disediakan jaringan media Al Jazeera ini, Shireen Abu Akleh, jurnalis untuk jaringan Al Jazeera, berdiri di samping kamera TV di area tempat kuil Dome of the Rock di Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Jerusalem.
PERUGIA, MINGGU — Era media sosial mengakibatkan perempuan wartawan menghadapi semakin banyak perundungan hingga ancaman daring. Sejumlah kasus di antaranya bereskalasi kepada kekerasan fisik. Penyaringan konten berisi ujaran kebencian dan imbauan melakukan kekerasan di media sosial mendesak dilakukan.
Fakta tersebut disampaikan oleh Julie Posetti, Direktur Penelitian Pusat Jurnalis Internasional (ICJF), ketika memberi pemaparan di Festival Jurnalisme Internasional Perugia (PIJF), Italia, Sabtu (20/4/2024).