logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊMengapa Super Konglomerat...
Iklan

Mengapa Super Konglomerat Dunia Ramai-ramai Jual Saham

Memegang uang tunai dalam jangka yang lebih lama justru berpotensi kehilangan kesempatan jika saham-saham naik.

Oleh
SIMON SARAGIH, WARTAWAN KOMPAS 1989-2023
Β· 1 menit baca
Pendiri dan pemimpin Berkshire Hathaway Warren Buffet (kiri) dan Wakil Pemimpin Berkshire Hathaway Charlie Munger dalam salah satu kegiatan Berkshire Hathaway di Nebraska, Amerika Serikat, pada Mei 2019.
AFP/JOHANNES EISELE

Pendiri dan pemimpin Berkshire Hathaway Warren Buffet (kiri) dan Wakil Pemimpin Berkshire Hathaway Charlie Munger dalam salah satu kegiatan Berkshire Hathaway di Nebraska, Amerika Serikat, pada Mei 2019.

Sebagian orang dengan kekayaan sedikitnya Rp 100 triliun terus melepaskan saham. Mereka memilih menimbun uang. Mereka merasa tidak aman menjaga aset di pasar saham. Hanya para konglomerat Asia lebih berani mengambil risiko dalam berinvestasi.

Sepanjang Februari 2024, Jeff Bezos mendapatkan 8,5 miliar dollar AS dari penjualan sebagian sahamnya di Amazon. Padahal, saham Amazon naik 76 persen sepanjang 2023. Ia bukan satu-satunya orang superkaya yang melepas saham dan memilih menumpuk uang tunai.

Editor:
KRIS MADA
Bagikan