logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊMeraba Siasat Indo-Pasifik...
Iklan

Meraba Siasat Indo-Pasifik Australia

Kehadiran Australia di kawasan kian condong pada aspek keamanan yang berisiko meningkatkan ketegangan geopolitik.

Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
Β· 1 menit baca
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese (kiri), berjabat tangan dengan  Perdana Menteri Tuvalu, Kausea di Pulau  One Foot, Kamis (9/11/2023), seusai menghadiri pertemuan para pemimpin negara-negara anggota Forum Kepulauan Pasifik.
MICK TSIKAS/AAP IMAGE VIA AP

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese (kiri), berjabat tangan dengan Perdana Menteri Tuvalu, Kausea di Pulau One Foot, Kamis (9/11/2023), seusai menghadiri pertemuan para pemimpin negara-negara anggota Forum Kepulauan Pasifik.

Peningkatan perjanjian bilateral antara Australia dengan Tuvalu pekan lalu mengubah pendekatan Australia dalam politik luar negeri mereka. Keduanya adalah negara anggota Forum Kepulauan Pasifik atau PIF. Selama ini, Australia sebagai negara terbesar dan termakmur di dalam organisasi kawasan itu lebih banyak terlihat sebagai senior yang sangat berpengaruh. Umumnya, kebijakan luar negeri mereka di PIF maupun di Indo-Pasifik secara lebih luas mayoritas bersifat memberi bantuan atau karitatif.

Meskipun demikian, Australia merupakan salah satu negara tersulit untuk menerima migrasi warga asing, bahkan untuk pengungsi sekalipun. Ini misalnya terlihat dari reaksi Australia atas krisis Rohingya. Militer dan penjaga pantai Australia sempat membuat iklan yang disiarkan di media arus utama serta Youtube bahwa mereka tidak akan menerima para manusia perahu mendarat di bumi Australia.

Editor:
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
Bagikan