logo Kompas.id
โ€บ
Internasionalโ€บAngin Perubahan di Manhattan
Iklan

Angin Perubahan di Manhattan

Reformasi PBB bukanlah tindakan teknokratis yang netral secara politik. Tawaran untuk mendapatkan kekuasaan dan hak istimewa mengintai di setiap proposal.

Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA DARI NEW YORK, AS
ยท 1 menit baca
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (di layar) menyampaikan pandangan Indonesia dalam sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa, Sabtu (23/9/2023), di New York, Amerika Serikat. Indonesia bersama sejumlah negara antara lain mengangkat isu reformasi PBB dan aneka lembaga internasional lainnya.
KOMPAS/FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (di layar) menyampaikan pandangan Indonesia dalam sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa, Sabtu (23/9/2023), di New York, Amerika Serikat. Indonesia bersama sejumlah negara antara lain mengangkat isu reformasi PBB dan aneka lembaga internasional lainnya.

Reformasi Perserikatan Bangsa-bangsa dan lembaga terkait adalah "arus besar" yang sedang bergemuruh di Markas Besar PBB di Manhattan, New York, menjelang musim gugur 2023. Tidak baru-baru amat, akan tetapi dalam sidang Majelis Umum PBB pada 19-23 September 2023, pekiknya lebih lantang dan substansinya lebih ambisius.

Sebagai kepala negara pertama yang berpidato di sidang MU PBB 2023, Presiden Brasil Luiz Inรกcio Lula da Silva of Brazil ikut menyorot isu reformasi PBB. Ia menyasar Dewan Keamanan PBB.

Editor:
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO, KRIS MADA
Bagikan