logo Kompas.id
Internasional”Drone” Anka dan Titik Balik...
Iklan

”Drone” Anka dan Titik Balik Strategis bagi Indonesia

Pilihan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjalin kerja sama pertahanan dengan Turki telah membuka peluang lebih besar bagi Indonesia. Jakarta dapat mencontoh kemandirian Ankara.

Oleh
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO, IQBAL BASYARI
· 1 menit baca
Pengunjung berfoto di sebelah pesawat nirawak Anka produksi Turkish Aeropace yang dipamerkan dalam International Defence Industry Fair (IDEF) 2023 di Istanbul, Turki, Rabu (26/7/2023). Indonesia memesan 12 unit Anka yang diproduksi oleh Turkish Aerospace. Sebanyak enam unit di antaranya bakal dirakit di Indonesia.
KOMPAS/IQBAL BASYARI

Pengunjung berfoto di sebelah pesawat nirawak Anka produksi Turkish Aeropace yang dipamerkan dalam International Defence Industry Fair (IDEF) 2023 di Istanbul, Turki, Rabu (26/7/2023). Indonesia memesan 12 unit Anka yang diproduksi oleh Turkish Aerospace. Sebanyak enam unit di antaranya bakal dirakit di Indonesia.

Konflik di Nogorno-Karabakh yang menjadi palagan Azerbaijan vs Armenia pada pertengahan 2020 menjadi buah bibir kalangan militer. Mengandalkan Bayraktar TB2 buatan Baykar Makina, Turki dan drone kamikaze atau biasa disebut loitering munitions, buatan Israel, Azerbaijan berhasil mengobrak-abrik pertahanan Armenia. Sejumlah drone Azerbaijan menghancurkan tank, artileri, dan sistem pertahanan udara Armenia. Hasilnya, setelah bertempur selama 44 hari, Armenia pada pertengahan November 2020 menyerah.

Perang Azerbaijan-Armenia dan kini di palagan Ukraina menjadi palagan pembuktian ”tajamnya” sengatan drone atau pesawat nirawak. The Washington Post, November 2020, menyebut, penggunaan drone memperlihatkan masa depan perang.

Editor:
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
Bagikan