logo Kompas.id
InternasionalKerusuhan Cerminan Wajah...
Iklan

Kerusuhan Cerminan Wajah “Generasi Baru” Perancis

Perilaku polisi agresif yang menyebabkan kematian Nahel Merzouk (17) mencerminkan masalah yang lebih kompleks di masyarakat Perancis. Ini kisah suram tentang jurang pemisah antara si Kaya dan si Miskin.

Oleh
LUKI AULIA
· 1 menit baca
Para pengunjuk rasa lari dari tabung gas air mata yang dilemparkan polisi di Marseille, Perancis, Sabtu (1/7/2023).
AFP/CLEMENT MAHOUDEAU

Para pengunjuk rasa lari dari tabung gas air mata yang dilemparkan polisi di Marseille, Perancis, Sabtu (1/7/2023).

Kemarahan, kebencian, dan kesedihan. Itu pesan kuat dari kerusuhan di Perancis yang sudah masuk ke hari kelima. Rasa frustrasi yang mengakar di “warga terpinggirkan”, terutama anak muda, di Perancis meluap menjadi aksi penjarahan dan vandalisme. Ibukota Paris dan Marseille, kota tertua di Perancis, menjadi kota korban terparah. Apalagi di Marseille yang merupakan tempat berkumpulnya imigran beragam negara, terutama imigran yang lari dari kerusuhan politik, konflik, dan kemiskinan di tempat tinggal asal mereka.

Pada akhir abad ke-19, gelombang migrasi Italia dan Yunani mulai masuk ke Marseille yang waktu itu 40 persen populasinya dari Italia pada tahun 1950-an. Mulai abad ke-20, populasi Perancis semakin beragam dengan imigran kelahiran Aljazair, Maroko, Portugal, Tunisia, Turki, dan Spanyol.

Editor:
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
Bagikan