Milenial Jepang Hidup Pasrah
”Pemerintah mendorong kami agar memiliki anak dengan bermohon. Akan tetapi, kebanyakan kami tidak memiliki cukup uang untuk membesarkan anak,” tutur Suganuma Natsuki, warga Tokyo, Jepang.
Carilah informasi ekonomi Jepang di Google News, di dalamnya akan turut muncul kisah pasrah para milenial di negara itu. Mereka memandang hidup yang kontras dengan pengalaman kakek nenek mereka. Jika generasi kakek nenek berbelanja bebas, mereka terjebak kebuntuan tentang pekerjaan dan masa depan.
Generasi milenial di Jepang sekarang hanya bisa mengenang booming ekonomi sejak Perang Dunia II. Mereka kini hanya mengenang generasi kakek nenek plesiran ke seluruh dunia. Hingga hotel termewah di dunia sekalipun pada zaman 1980-an menyediakan nasi, lauk ikan, atau setidaknya khas makanan Asia. Ini karena Jepang sangat mendunia, termasuk lewat plesiran. Hingga di Bali saja beberapa warga setempat sampai paham bahasa Jepang.