logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊDulu Ingin Jadi Penengah...
Iklan

Dulu Ingin Jadi Penengah Konflik, Mengapa Lula Tampik Undangan Putin?

Dulu Presiden Brasil Luis Inacio Lula da Silva, akrab disapa Lula, sangat berhasrat ingin menjadi juru damai Ukraina-Rusia. Kini hasrat itu meredup. Undangan Presiden Rusia Vladimir Putin pun ditampiknya.

Oleh
KRIS MADA, MUHAMMAD SAMSUL HADI
Β· 1 menit baca
Presiden RI Joko Widodo (keenam dari kanan) dan Presiden Brasil Luis Inacio Lula da Silva (tengah kiri, belakang) bertemu di sela Konferensi Tingkat Tinggi G7 di Hiroshima, Jepang, 20 Mei 2023. Selain membicarakan isu-isu bilateral, mereka juga membahas masalah global. Brasil-Indonesia berpendapat sama soal perang Ukraina.
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN/RUSMAN

Presiden RI Joko Widodo (keenam dari kanan) dan Presiden Brasil Luis Inacio Lula da Silva (tengah kiri, belakang) bertemu di sela Konferensi Tingkat Tinggi G7 di Hiroshima, Jepang, 20 Mei 2023. Selain membicarakan isu-isu bilateral, mereka juga membahas masalah global. Brasil-Indonesia berpendapat sama soal perang Ukraina.

Sejak perang di Ukraina meletus mulai Februari 2022, Presiden Brasil Luis Inacio Lula da Silva telah memosisikan diri dan negaranya sebagai perantara perdamaian (peace broker). Sejalan dengan tradisi netralitas dan non-intervensi yang dianut Brasil, ia juga mengajukan sekelompok negara yang tidak terlibat perang, termasuk Indonesia, untuk ikut mendorong perundingan antara Ukraina dan Rusia.

Salah satu upaya untuk mencapai tujuan itu adalah terlibat langsung dalam pembicaraan dengan pihak-pihak yang berperang. Kesempatan ini muncul dalam dua pekan terakhir. Kesempatan pertama, dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di sela-sela KTT G7 di Hiroshima, Jepang, 19-21 Mei lalu. Kesempatan kedua, dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan yang akan digelar di 14-17 Juni mendatang.

Editor:
MUHAMMAD SAMSUL HADI
Bagikan