logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊDana Iklim dari Negara Maju...
Iklan

Dana Iklim dari Negara Maju Tak Jelas, Negara Miskin-Berkembang Perlu Ngotot

Pendanaan aksi iklim dari negara-negara maju untuk mengejar target mengurangi suhu bumi 1,5 celsius pada 2050 masih belum jelas. Negara miskin dan berkembang perlu terus ngotot menyuarakan kepentingan mereka.

Oleh
MAHDI MUHAMMAD, LARASWATI ARIADNE ANWAR
Β· 1 menit baca
Annalena Baerbock, petinggi Partai Hijau, berjalan di depan sejumlah aktivis lingkungan yang membawa poster dan spanduk berisi peringatan ancaman kenaikan suhu bumi 1,5 celsius, di Berlin, Jerman, Kamis (21/10). Baerbock saat ini menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Jerman.
AP PHOTO/MICHAEL SOHN

Annalena Baerbock, petinggi Partai Hijau, berjalan di depan sejumlah aktivis lingkungan yang membawa poster dan spanduk berisi peringatan ancaman kenaikan suhu bumi 1,5 celsius, di Berlin, Jerman, Kamis (21/10). Baerbock saat ini menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Jerman.

JAKARTA, KOMPAS β€” Negara-negara miskin dan berkembang tidak bisa berjalan sendiri memulihkan kondisi lingkungan mereka tanpa bantuan negara-negara ekonomi maju dan kaya. Masalahnya, dukungan dana aksi iklim dari negara-negara maju untuk negara miskin dan berkembang sebesar 100 miliar dollar AS per tahun hingga kini masih belum pasti. Target suhu bumi tahun 2050, tidak lebih dari 1,5 derajat celsius, bisa terancam.

Bambang Brodjonegoro, Lead Co-Chair T20 Indonesia, mengatakan, tidak mudah bagi negara-negara miskin dan berkembang membiayai proses transisi energi mereka karena teknologinya masih sangat mahal. ”Mereka membutuhkan dukungan finansial, bukan sekadar utang atau hibah,” ujar Bambang di Jakarta, Kamis (15/9/2022).

Editor:
MUHAMMAD SAMSUL HADI
Bagikan