logo Kompas.id
โ€บ
Internasionalโ€บDi Tengah Dinamika Perang...
Iklan

Di Tengah Dinamika Perang Ukraina, Biden Ubah Haluan Hubungan dengan Arab Saudi

Presiden Joe Biden ingin memperbaiki hubungan AS-Arab Saudi yang rusak setelah kasus pembunuhan wartawan senior Jamal Khashoggi. Perubahan haluan ini terjadi di tengah dinamika global pascaserangan Rusia ke Ukraina.

Oleh
PASCAL S BIN SAJU
ยท 1 menit baca
Foto tanggal 27 Oktober 2011 ini memperlihatkan Joe Biden (kanan) saat masih menjabat Wakil Presiden AS menemui Pangeran Salman bin Abdulaziz al-Saud (kiri) saat belum menjabat Raja Arab Saudi untuk menyampaikan dukacita atas meninggalnya saudara Pangeran Salman, Putra Mahkota Pangeran Sultan bin Abdulaziz al-Saud, di Istana Pangeran Sultan di Riyadh, Arab Saudi.
HA JRM**LON**

Foto tanggal 27 Oktober 2011 ini memperlihatkan Joe Biden (kanan) saat masih menjabat Wakil Presiden AS menemui Pangeran Salman bin Abdulaziz al-Saud (kiri) saat belum menjabat Raja Arab Saudi untuk menyampaikan dukacita atas meninggalnya saudara Pangeran Salman, Putra Mahkota Pangeran Sultan bin Abdulaziz al-Saud, di Istana Pangeran Sultan di Riyadh, Arab Saudi.

WASHINGTON, JUMAT โ€” Presiden Amerika Serikat Joe Biden dilaporkan telah memutuskan untuk mengunjungi Arab Saudi dalam beberapa minggu mendatang. Ia diperkirakan akan bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman. Kunjungannya nanti bakal menandai perubahan haluan dalam hubungan antara AS pada era pemerintahan Biden dan Arab Saudi, yang diwarnai ketegangan, terkait beberapa isu.

Ketika masih sebagai kandidat presiden, Biden pernah mengecam Riyadh terkait kasus pembunuhan wartawan senior koran AS, The Washington Post, Jamal Khashoggi. Setelah menjabat presiden, Biden juga memerintahkan deklasifikasi dokumen-dokumen investigasi keterlibatan warga Arab Saudi dalam serangan 11 September 2001 atau 9/11. Pemerintahan Biden juga menghapus penetapan kelompok Houthi, musuh Arab Saudi dalam perang Yaman, dalam daftar kelompok teroris yang ditetapkan pada era Presiden Donald Trump.

Editor:
MUHAMMAD SAMSUL HADI
Bagikan