Terbelenggu ”Lockdown” di Shanghai, Pekerja di China Menanti Ujung Mimpi Buruk
Kebijakan penguncian wilayah (”lockdown”) di Shanghai membuat nasib para pekerja terkatung-katung tanpa pekerjaan dan tempat untuk tinggal. Mereka memikul salah satu dampak kebijakan ”nol Covid” Pemerintah China.
Ketika Shanghai mulai memberlakukan kebijakan pembatasan total atau penguncian wilayah (lockdown) terkait dengan pandemi Covid-19, dua bulan lalu, restoran Perancis tempat Sun Wu (22) bekerja ditutup. Akibatnya, Sun kehilangan pekerjaan, seperti banyak pekerja dari perdesaan lain yang mencari nafkah di Shanghai.
Untuk memenuhi kebutuhan, Sun membantu menyortir kiriman pemerintah bagi masyarakat yang harus menjalani penguncian wilayah. Dari pekerjaan sementara itu, ia mendapatkan upah 38 dollar AS atau sekitar Rp 550.000 sehari dan ia harus pindah dari asrama, lalu tinggal di gudang tempatnya bekerja, sesuai aturan pemerintah terkait Covid-19.