logo Kompas.id
InternasionalHarpoon, Rudal Perisai...
Iklan

Harpoon, Rudal Perisai Kota-kota Pantai di Ukraina dari Serangan Kapal Rusia

Negara-negara Barat sepakat mengirim rudal antikapal, Harpoon versi terbaru, dan senjata canggih lainnya ke Ukraina. Persenjataan ini akan menjadi perisai Ukraina dari serangan Rusia pada kota-kota pantai di Laut Hitam.

Oleh
PASCAL S BIN SAJU
· 1 menit baca
Dalam foto dokumentasi yang diambil pada 15 Juli 2020 dan dirilis oleh Kementerian Pertahanan Taiwan ini, terlihat sebuah kapal perang menembakkan rudal buatan Amerika Serikat, Harpoon, dalam latihan militer tahunan “Han Kuang (Han Glory)" di perairan dekat Taiwan. AS dan negara-negara sekutunya sepakat untuk memasok Ukraina dengan persenjataan canggih, termasuk rudal Harpoon, terutama untuk melindungi kota-kota pantai di Ukraina dari serangan kapal-kapal Rusia.
AFP PHOTO / TAIWAN DEFENCE MINISTRY

Dalam foto dokumentasi yang diambil pada 15 Juli 2020 dan dirilis oleh Kementerian Pertahanan Taiwan ini, terlihat sebuah kapal perang menembakkan rudal buatan Amerika Serikat, Harpoon, dalam latihan militer tahunan “Han Kuang (Han Glory)" di perairan dekat Taiwan. AS dan negara-negara sekutunya sepakat untuk memasok Ukraina dengan persenjataan canggih, termasuk rudal Harpoon, terutama untuk melindungi kota-kota pantai di Ukraina dari serangan kapal-kapal Rusia.

Hampir 50 menteri pertahanan bertemu secara daring, Senin (23/5/2022) waktu Washington DC. Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan, mereka sepakat mengirim senjata yang lebih canggih lagi ke Ukraina, termasuk peluncur dan rudal Harpoon, untuk melindungi kota-kota tepi pantai, termasuk Pelabuhan Odessa, dari serangan Rusia.

Berbicara kepada wartawan, Austin tak mau menjelaskan saat ditanya apakah AS akan mengirim kendaraan peluncur roket berteknologi tinggi ke Ukraina yang diminta Kiev. Dia hanya mengatakan, sekitar 20 negara mengumumkan akan mengirim paket bantuan keamanan baru ke Ukraina. Pada Selasa (24/5/2022), perang di Ukraina yang diawali oleh serangan Rusia tepat berlangsung tiga bulan.

Editor:
MUHAMMAD SAMSUL HADI
Bagikan