logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊKisah Kelam Sebutir Gigi Palsu...
Iklan

Kisah Kelam Sebutir Gigi Palsu Bersepuh Emas

Genosida menjadi bagian gelap sejarah dunia. Burundi adalah salah satu negara di Afrika yang pernah mengalaminya dan hingga kini masih berada di bawah bayang-bayang masa kelam itu.

Oleh
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
Β· 1 menit baca
Laetitia Ngendakumana, seorang warga Burundi yang kehilangan ayahnya, salah satu korban tewas dalam pembantaian etnis pada tahun 1972 di Burundi.
AFP/YASUYOSHI CHIBA

Laetitia Ngendakumana, seorang warga Burundi yang kehilangan ayahnya, salah satu korban tewas dalam pembantaian etnis pada tahun 1972 di Burundi.

Laetitia Ngendakumana (60) tak tahu harus merasa seperti apa dan bagaimana. Setelah 50 tahun, ia kembali menemui ayahnya yang hilang pada 1972. Entah, apa yang berkecamuk dalam benaknya ketika salah satu petunjuk tentang ayahnya, gigi palsu, menghantarnya menemukan jenazah ayahnya. Pria itu ditemukan terkubur di sebuah lereng bukit berhutan, hanya beberapa kilometer dari Gitega, Burundi, tempat keluarga Ngendakumana tinggal. Ia hanya menangis sejadi-jadinya.

Perempuan beranak 12 orang itu masih merekam kuat saat terakhir melihat ayahnya pada 1972. Kala itu, Pemerintah Burundi yang didominasi suku Tutsi melakukan operasi atas suku Hutu. Ayah Ngendakumana adalah seorang bankir berdarah Hutu. Kala operasi digelar, pria itu hilang, tertelan gelombang pembantaian etnis. Dan sejak saat itu, dunia Ngendakumana seolah runtuh.

Editor:
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
Bagikan