Mitos ”Nuklir sebagai Senjata Perdamaian” Menyandera Upaya Pelucutan
Krisis di Rusia dan Ukraina merupakan momen untuk menyegerakan pelucutan persenjataan nuklir guna memastikan keamanan global. Saat ini terdapat 13.400 hulu ledak nuklir di dunia.
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia merupakan salah satu pemain utama dalam pelucutan senjata pemusnah massal, termasuk persenjataan nuklir. Akan tetapi, khusus untuk nuklir, tantangan yang dihadapi lebih berat dibandingkan dengan senjata jenis lain. Hal ini karena narasi mengenai senjata nuklir sangat kuat dalam bingkai mitos, yakni nuklir sebagai senjata politis untuk perdamaian. Padahal, risiko kehancuran akibat nuklir sama berat dengan senjata strategis lainnya.
Pemikiran itu mengemuka dalam diskusi daring ”Indonesia dan Ancaman Perang Nuklir” yang diadakan Departemen Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada dan Kampanye Internasional untuk Pelucutan Senjata Nuklir (ICAN), Jumat (4/3/2022). ”Mitos mengenai nuklir sebagai senjata untuk perdamaian ini berasal dari pemakaiannya di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, yang dijadikan tolok ukur berakhirnya Perang Dunia II,” kata dosen HI UGM sekaligus peneliti ICAN, Muhadi Sugiono.