logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊRaksasa-raksasa Farmasi Masih ...
Iklan

Raksasa-raksasa Farmasi Masih Egois, Belum Membantu Negara-negara Miskin

Kritik terhadap keegoisan para raksasa farmasi terkait pengadaan vaksin untuk negara miskin terus digencarkan, tetapi mereka bergeming.

Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
Β· 1 menit baca
Seorang pengunjuk rasa membawa plakat menuntut kesetaraan akses pada vaksin Covid-19. Unjuk rasa itu digelar untuk mendorong Amerika Serikat lebih berkomitmen pada aksi global yang memastikan setiap negara mendapat akses setara pada vaksin, termasuk berbagai formula pembuatan vaksin. Unjuk rasa digelar di National Mall di Washington DC pada 5 Mei 2021.
AFP/SAUL LOEB

Seorang pengunjuk rasa membawa plakat menuntut kesetaraan akses pada vaksin Covid-19. Unjuk rasa itu digelar untuk mendorong Amerika Serikat lebih berkomitmen pada aksi global yang memastikan setiap negara mendapat akses setara pada vaksin, termasuk berbagai formula pembuatan vaksin. Unjuk rasa digelar di National Mall di Washington DC pada 5 Mei 2021.

LONDON, SENIN - Dua tahun pandemi Covid-19 berlangsung dan di tengah gempuran badai galur Omicron, raksasa-raksasa farmasi global ternyata belum memenuhi janji mereka untuk mewujudkan kesetaraan akses vaksin Covid-19 bagi penduduk dunia. Laporan lembaga hak asasi manusia Amnesty International yang bekerja sama dengan lembaga analisi sains Airfinity mengungkapkan, korporasi-korporasi tersebut masih mengedepankan laba ekonomi dibandingkan menanggulangi Covid-19.

β€œAda 10 miliar dosis vaksin Covid-19 yang diproduksi secara kolektif pada tahun 2021. Cukup untuk menyuntik 40 persen penduduk Bumi seperti target WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), termasuk setara dengan 1,2 miliar jiwa di negara miskin. Akan tetapi, hampir semua dosis ini diborong oleh negara-negara kaya,” kata Direktur Riset, Advokasi, dan Kebijakan Amnesty International Rajat Khosla dalam laporan yang diterbitkan hari Senin (14/2/2022) di London, Inggris.

Editor:
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
Bagikan