Raksasa-raksasa Farmasi Masih Egois, Belum Membantu Negara-negara Miskin
Kritik terhadap keegoisan para raksasa farmasi terkait pengadaan vaksin untuk negara miskin terus digencarkan, tetapi mereka bergeming.
LONDON, SENIN - Dua tahun pandemi Covid-19 berlangsung dan di tengah gempuran badai galur Omicron, raksasa-raksasa farmasi global ternyata belum memenuhi janji mereka untuk mewujudkan kesetaraan akses vaksin Covid-19 bagi penduduk dunia. Laporan lembaga hak asasi manusia Amnesty International yang bekerja sama dengan lembaga analisi sains Airfinity mengungkapkan, korporasi-korporasi tersebut masih mengedepankan laba ekonomi dibandingkan menanggulangi Covid-19.
βAda 10 miliar dosis vaksin Covid-19 yang diproduksi secara kolektif pada tahun 2021. Cukup untuk menyuntik 40 persen penduduk Bumi seperti target WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), termasuk setara dengan 1,2 miliar jiwa di negara miskin. Akan tetapi, hampir semua dosis ini diborong oleh negara-negara kaya,β kata Direktur Riset, Advokasi, dan Kebijakan Amnesty International Rajat Khosla dalam laporan yang diterbitkan hari Senin (14/2/2022) di London, Inggris.