logo Kompas.id
›
Internasional›Respons Tingginya Inflasi,...
Iklan

Respons Tingginya Inflasi, Singapura Perketat Moneter

Inflasi inti Singapura meningkat selama Oktober-Desember tahun lalu. Harga energi telah meningkat lebih lanjut. Sementara inflasi makanan impor tetap tinggi karena gangguan pasokan di tingkat regional.

Oleh
ROBERTUS BENNY DWI KOESTANTO
· 1 menit baca
Patung lampion Dewa Keberuntungan untuk mendandai Tahun Baru Imlek ditempatkan di Gardens by The Bay , Singapura, 18 Januari 2022.  Ekonomi Singapura tahun ini diperkirakan tumbuh dalam kisaran 3-5 persen. (Photo by Roslan RAHMAN / AFP)
AFP/Roslan RAHMAN

Patung lampion Dewa Keberuntungan untuk mendandai Tahun Baru Imlek ditempatkan di Gardens by The Bay , Singapura, 18 Januari 2022. Ekonomi Singapura tahun ini diperkirakan tumbuh dalam kisaran 3-5 persen. (Photo by Roslan RAHMAN / AFP)

SINGAPURA, SELASA — Kedua kalinya dalam tiga bulan terakhir, Bank Sentral Singapura atau Monetary Authority of Singapore (MAS) pada Selasa (25/1/2022) memperketat kebijakan moneternya. Langkah itu diambil sebagai respons atas kenaikan inflasi yang menyentuh level tertinggi dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir.

Tidak seperti di negara-negara pada umumnya yang pengaturan kebijakan moneter utamanya diatur melalui tingkat suku bunga, Singapura melakukannya melalui kebijakan moneter yang dikelola MAS melalui pengaturan nilai tukar. Artinya, mata uang lokal Singapura—dollar Singapura—dibiarkan menguat atau melemah terhadap mata uang mitra-mitra dagang negara itu dalam rentang pergerakan yang diinginkan bank sentral. Pengetatan moneter sebelumnya dilakukan MAS pada Oktober 2021.

Editor:
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
Bagikan