Pandemi Covid-19
WHO: Jangan Anggap Remeh Omicron
Covid-19 galur Omicron memang relatif tidak terlalu parah gejalanya, tetapi ini bukan berarti tidak berbahaya. Kesetaraan akses vaksin harus terus digaungkan.
![https://assetd.kompas.id/DWKcUm_VKW0TTrcBNzpHl8adhkQ=/1024x682/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2FVirus-Outbreak-Britain_100815296_1639739768.jpg](https://assetd.kompas.id/DWKcUm_VKW0TTrcBNzpHl8adhkQ=/1024x682/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2FVirus-Outbreak-Britain_100815296_1639739768.jpg)
Seorang tenaga kesehatan menyiapkan suntikan vaksin Covid-19 merek Moderna di Ramsgate, Inggris, Kamis (16/12/2021).
GENEVA, JUMAT — Covid-19 galur Omicron merupakan varian dominan di dunia saat ini. Secara statistik, orang-orang yang tertular tidak menunjukkan gejala parah. Akan tetapi, pada 2022 ini kewaspadaan mengenai perkembangan galur Omicron dan risiko munculnya galur baru tidak boleh mengendur.
”Tidak bergejala parah sama sekali tidak berarti ini penyakit yang ringan. Kematian tetap terjadi akibat varian Omicron, jadi jangan dianggap remeh,” kata Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Gebreyesus di Geneva, Swiss, Jumat (7/1/2022).