logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊTanpa Kertas Impor, Nasib...
Iklan

Tanpa Kertas Impor, Nasib Industri Buku Turki di Ujung Tanduk

Produksi buku di Turki terganjal harga kertas impor yang mahal. Buku ikut menjadi korban krisis ekonomi Turki akibat kebijakan pemerintah yang dinilai tidak strategis.

Oleh
Luki Aulia
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/5zC3Zvu9CyJTU8P7giy7VNIDB3A=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F12%2F74069081_1545580448.jpg
AFP/YASIN AKGUL

Pengunjuk rasa meneriakkan yel-yel dan tuntutan dalam demonstrasi menentang kebijakan ekonomi Pemerintah Turki di Alun-alun Bakirkoy, sisi wilayah Eropa di Istanbul, Turki, Sabtu (22/12/2018).

Gulfer Ulas, mahasiswa program doktor di Turki, kaget melihat harga koleksi buku edisi pertama dari pengarang novel favoritnya, Thomas Mann, naik dari 33 lira atau Rp 39.000 menjadi 70 lira atau Rp 83.000 untuk cetakan keduanya. Padahal hanya selisih beberapa bulan saja. Kenaikan harga buku dalam waktu singkat ini saja sudah menggambarkan kondisi serba tak pasti akibat krisis ekonomi yang terjadi di hampir semua aspek kehidupan, mulai dari melonjaknya harga barang-barang kebutuhan sehari-hari hingga biaya pendidikan.

Baca juga : Membaca Pikiran Erdogan

Editor:
Bonifasius Josie Susilo H
Bagikan