logo Kompas.id
InternasionalKrisis Kemanusiaan, Badai yang...
Iklan

Krisis Kemanusiaan, Badai yang Tak Kunjung Berlalu

Konflik masih menjadi pendorong utama krisis kemanusiaan. Kekerasan, ditambah cuaca ekstrem, dan kini pandemi menciptakan badai sempurna bagi penduduk dunia paling rentan.

Oleh
Fransisca Romana Ninik
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/k-mv-4tU_4UG9DdWUhI5vi4BVJY=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F000_8RU429_1602602656.jpg
AFP/AHMAD AL-BASHA

Seorang bocah Yaman menerima bantuan kemanusiaan yang disalurkan Program Pangan Dunia di kota Taez, 10 Oktober 2020. Yaman disebut sebagai negara dengan krisis kemanusiaan terbesar di dunia akibat konflik dan kekerasan.

Suram barangkali tepat untuk menggambarkan situasi kemanusiaan global sepanjang 2021. Laporan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) dalam Global Humanitarian Review menyebutkan, sebanyak 235 juta orang di seantero jagat perlu bantuan. Konflik berkepanjangan, dampak perubahan iklim, dan pandemi Covid-19 memukul warga dunia paling rentan dengan keras.

Dari berbagai negara yang menjadi titik panas krisis kemanusiaan, warta yang terdengar tak kunjung membaik. Jika kita mengetik di mesin pencari dengan kata kunci ”krisis kemanusiaan global”, nama-nama negara yang muncul hanya itu-itu saja: Yaman, Afghanistan, Etiopia, Sudan Selatan, Myanmar.

Editor:
Fransisca Romana
Bagikan