Krisis ekonomi yang mendalam membuat Javid tidak memiliki harapan untuk membangun kembali rumahnya di reruntuhan sebuah desa Afghanistan yang dihancurkan oleh perang bertahun-tahun. Selama bertahun-tahun, desa Arzo yang berlokasi strategis di sepanjang jalan utama memasuki pusat kota Ghazni menjadi medan peperangan.
Gerilyawan Taliban melawan pasukan pemerintah di lima pos militer di dalam dan sekitar desa kecil itu. Mereka kerap menggunakan rumah-rumah sipil sebagai pos-pos militer. ”Suara tembakan berdesing siang dan malam dan rumah kami berada di tengahnya,” kata Javid (31) kepada AFP. Dia menunjuk ke terowongan yang digali Taliban di dalam rumahnya yang hancur saat penyerangan salah satu pos tentara.